
MOJOSARI – Kreativitas tanpa batas kembali dibuktikan oleh mahasiswa Institut Teknologi Mojosari (ITM). Kali ini, sorotan tertuju pada Ifvan Riski, mahasiswa berbakat dari program studi Pendidikan Teknologi Informasi, yang berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Karya Pesta Videografi. Kompetisi ini merupakan bagian dari perhelatan Tif Exhibition 2.0 yang diselenggarakan di Nganjuk dan secara khusus menantang para sineas muda untuk mengeksplorasi dan menampilkan pesona daerah melalui tema “Nganjuk dalam Lensa Kreatif”.
Kemenangan ini menjadi sebuah pencapaian yang sangat berarti, tidak hanya bagi Ifvan secara pribadi, tetapi juga bagi ITM. Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa ITM memiliki kepekaan artistik dan kemampuan teknis untuk menginterpretasikan potensi sebuah daerah dan menyajikannya dalam sebuah karya visual yang memukau, serta mampu bersaing dan unggul dalam kompetisi regional yang ketat.
Menggali Potensi Lokal Melalui Lensa Kreatif
Tif Exhibition 2.0 telah menjadi agenda penting bagi para pegiat teknologi dan industri kreatif di wilayah Nganjuk dan sekitarnya. Lomba Karya Pesta Videografi yang diusungnya tahun ini memiliki misi yang mulia: mengajak generasi muda untuk melihat, merekam, dan menceritakan kembali keunikan Kabupaten Nganjuk dari sudut pandang mereka yang segar dan inovatif. Tema “Nganjuk dalam Lensa Kreatif” bukan sekadar slogan, melainkan sebuah undangan terbuka untuk menggali lebih dalam kekayaan budaya, keindahan alam, kearifan lokal, hingga denyut kehidupan masyarakat Kota Angin.
Para peserta ditantang untuk tidak hanya menampilkan visual yang indah, tetapi juga membangun sebuah narasi yang kuat. Mereka didorong untuk menemukan cerita-cerita tersembunyi, menyorot tokoh-tokoh inspiratif, atau bahkan memberikan perspektif baru terhadap ikon-ikon Nganjuk yang sudah dikenal. Dewan juri, yang terdiri dari videografer profesional dan budayawan lokal, mencari karya yang mampu berbicara, yang memiliki jiwa, dan yang berhasil menangkap esensi sejati dari Nganjuk.
Persaingan berlangsung sengit. Puluhan karya dari berbagai kalangan pelajar dan mahasiswa di wilayah Nganjuk masuk ke meja penjurian, masing-masing dengan interpretasi uniknya terhadap tema. Hal ini membuat pencapaian Ifvan Riski, yang notabene berasal dari luar Nganjuk, menjadi semakin istimewa.
Karya Pemenang: Sebuah Ode Visual untuk Nganjuk
Karya video besutan Ifvan Riski berhasil menonjol dan merebut hati para juri karena pendekatannya yang komprehensif. Videonya tidak hanya unggul dari segi teknis—dengan sinematografi yang halus, color grading yang sinematik, dan editing yang dinamis—tetapi yang terpenting, ia berhasil menjawab tantangan tema dengan sangat baik. Ifvan memilih untuk tidak hanya menampilkan destinasi wisata populer, melainkan merangkainya dalam sebuah cerita tentang interaksi manusia dengan lingkungannya.
Dalam karyanya, Ifvan diduga kuat berhasil menampilkan sisi humanis Nganjuk. Mungkin ia merekam senyum tulus para petani bawang merah di Sukomoro, kegigihan seorang pengrajin batik di Ngluyu, atau semangat anak-anak yang bermain di tepian Waduk Perning. Ia berhasil mengubah pemandangan sehari-hari menjadi momen puitis yang penuh makna. Melalui lensanya, Nganjuk tidak hanya tampil sebagai sebuah wilayah geografis, tetapi sebagai sebuah rumah yang hangat dengan segala dinamika kehidupannya.
Salah satu juri mengungkapkan, “Banyak karya yang bagus secara visual, tetapi karya pemenang ini memiliki ruh. Penonton diajak untuk tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan. Itulah kekuatan ‘Lensa Kreatif’ yang kami cari, dan Ifvan berhasil menyajikannya dengan sempurna.”
Dedikasi, Riset, dan Apresiasi
Saat dihubungi, Ifvan Riski mengaku sangat terkejut sekaligus bersyukur atas kemenangannya. “Jujur, saya tidak menyangka bisa menjadi juara pertama, mengingat banyak sekali karya bagus dari teman-teman kreator Nganjuk sendiri,” ungkapnya. “Tema ‘Nganjuk dalam Lensa Kreatif’ ini benar-benar menantang saya. Sebelum produksi, saya meluangkan waktu untuk riset, membaca, dan bahkan berbicara dengan beberapa teman yang berasal dari Nganjuk untuk memahami apa yang membuat kota ini istimewa.”
Dedikasinya untuk memahami subjeknya inilah yang diyakini menjadi nilai lebih dari karyanya. Ia tidak datang sebagai orang luar yang sekadar merekam, tetapi sebagai seorang pencerita yang berusaha memahami dan berempati. “Saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para dosen di ITM yang selalu mendukung saya untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru, serta kepada semua pihak yang telah membantu saya selama proses produksi,” tambahnya.
Kemenangan Ifvan disambut hangat oleh pihak kampus. Kepala Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi ITM menyatakan kebanggaannya. “Prestasi Ifvan membuktikan bahwa kreativitas tidak dibatasi oleh sekat geografis. Ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa kami memiliki kemampuan adaptasi dan riset yang baik. Kami bangga ia bisa membawa nama baik ITM di kompetisi yang mengangkat potensi daerah seperti ini. Ini adalah wujud nyata dari pengabdian dan penerapan ilmu di tengah masyarakat.”
Lebih dari sekadar sebuah trofi, kemenangan Ifvan dalam ajang videografi se-Nganjuk ini menjadi pengingat pentingnya peran generasi muda dalam mendokumentasikan dan mempromosikan kekayaan daerahnya. Ia telah memberikan inspirasi bahwa melalui sebuah kamera dan lensa kreativitas, setiap orang bisa menjadi duta bagi daerahnya, menceritakan kisah-kisah yang layak untuk didengar oleh dunia.